MENGAPA ?

Mengapa aku harus memilih kamu  yang menyakitkan ?

Jika lebih banyak yang menyenangkan

Mengapa aku harus memilih bertahan ?

Jika ego ini pun sudah lelah menahan

      Karena beginilah, seperti inilah hati dan diriku berfungsi, meski aku tak perna mengerti, yakinkan saja hadirmu sungguh berarti, jika pagi ada sunrise, sore ada senja, dan kau ada selalu untuk ku, jika kamu pergi jangan salahkan aku jika suatu saat kau tidak menemukan orang seperti ku yang mampu membuat tersenyum walau kau belum tau, aku tersenyum namun hati terluka, duri yang kau tancapkan di hatiku seakan menjadi boomerang di kehidupan ku, luka pedih yang sedia kala hanya

       biasa saja, kini menjadi sebuah moster yang menakutkan, kamu yang seakan menjadi mahkota di hati ku kini menjadi sebuah iblis yang kapan saja akan menunusuk dan membunuh secara berlahan, kenangan kita sangatlah berarti, 5 tahun 12 bulan, tanpa alasan yang jelas kau tinggalkan aku,  ditengah konflik panas dunia demokrasi negara kita dan juga hubungan kita yang panas dan waktu itu hujan turun, saat kita berboncengan di tengah perjalanan, kita berbincang dan mentertawakan hal-hal      

         bodo tentang hewan, memang tidak jelas obralan kita tapi aku yakin dengan itu kamu bisa merasakan kalo aku tidak ingin melepaskanmu, dikala kau sedih dan bahagia sekalipun, selepas perjalanan sampailah pada titik tujuan terakhir yaitu rumah mu, jujur perasaan ku rada tidak enak mukin perasaan saja, tiba di rumahmu, aku melihat seorang laki-laki sedang duduk diteras depan rumahmu, yang ternyata itu adalah pacar baru  mu yang katanya di jodohin oleh bapakmu, ah sialan          

          memang cowo yang tak tajir di dunia ini selalu kalah dalam hal mencinta, ketika itu aku  sih bodo amad karena jika kau cinta dengan ku pasti tidak akan teralih walaupun dia keren tapi lebih keren cinta ku ke kamu, setelah beberapa minggu kemudian, hari-hari belakangan ini kamu sulit di hubungi, mukin sibuk focus kuliah, tapi kok ada yang janggal, foto story insagram mu, yang baru saja upload dengan cowo yang kemarin ku hantar kau pulang, aku bertanya, itu siapa ? kau malah    

          memarah-marahi ku dan mencaci maki ku dengan nada hina, disitu aku sakit hati, jujur aku menyesal kenal kau sebagai kekasih, kau pergi tanpa alasan, kau hina aku dengan sejuta mulut kotormu itu, kalo saja waktu bisa ku ulang, aku tak mau kenal kau, yang sekarang menjelma menjadi hujan dan kenangan yang memburai, di situ aku mulai mengerti kenapa aku masih bertahan tanpa alasan yang jelas, karena jika hati ini bisa memilih aku akan mencintai gadis yang lebih cantic dari kau dan lebih asik dari kau, namun naas hati tidak bisa memilih, ia hanya ingin kau kembali, seperti sedia kala

"maaf cinta tak butuh rupiah untuk tumbuh dan berkembang"