DEMOCRATIE VAN LIEFDE

layaknya sebuah demokrasi, kita adalah sekelompok insan yang juga saling berdemokrasi dalam suatu hubungan, kau yang sering berargumen tentang apa saja, hal yang menurut ku tidak penting.

dahulu sebelum kita seperti sekarang menjalin kisah sebuah asmara, kau perna mengobral sebuah janji yang katanya aku ngga akan buat kamu sedih kok, aku akan selalu membuat mu ceria dan satu lagi janji mu, aku ngga akan pergi sampai malaikat maut menggambil dari salah satu kita, janji mu itu loh yang akan selalu ku ingat, saat kau pergi disore hari ketika ketika senja tertutup awan tebal di ufuk sebelah barat, kau pergi bagai orang tak berdosa, kau meninggalkan ku ketika hati ini sedang rapuh, di sebelah pantai ibu kota, ku menulis sebuah kisah tentang janji mu yang dahulu manis ku dengar, kau memang bukan pejabat brengsek yang suka mengbrol janji tapi kau lebih brengsek dari para pejabat yang sering mengbrol janji supaya menang, dan kau sekarang menang dan aku menjadi juara keduanya, 

DEVIDE ET IMPERA

saat kau mengajariku tentang suatu hal yang membuatku yakin akan sebuah ikatan, perasaan ini mulai muncul perasan untuk mempercayai sepunuhnya raga dan diri ku ada untuk mu, saat persaan itu muncul hari-hariku mulai berwarna dengan canda dan tawa, saat itu aku yakin tanpa mu hari-hari ku hilang dan hancur, setelah beberapa bulan kita lewati akhirnya kita menemukan sebuah sifat-sifat masing-masing aku yang selalu bangun kesiangan dan kamu yang harus displin dan tepat waktu, dari situ aku mulai berfikir, se egosikah dirimu saat ini, dari situ aku masih percaya bahwa marah-marah ngekau adalah sebuah kebenaran yang harus ku tata dalam hidup ku supaya lebih baik lagi, setelah itu kau mulai bertindak seenaknya, kau mulai bukan seperti ngekau yang duhulu ku kenal, bukan seperti wanita yang turun dari tuhan untuk mengganti ibuku kelak, kau mulai bersifat seperti iblis yang kejam, membabi buta dengan seenaknya kau, blokir semua tentangku dan semua kenangan yang kita ciptakan, kau mulai menghilang setelah kau hancurkan ku dalam sebuah hubungan, kau buat ku binggu akan sebuah keadilan, ketika kau rapuh pundak siapa yang kau sandar, tangan siapa yang tak perna kau lepas ? ku yakin aku, bahkan saat kau memilih untuk meniggalkan aku, aku tak perna lelah untuk menanti,karena aku yakin kau akan kembali, selalu aku titipkan namu mu disetiap doa ku, bahkan disetiap sujudku ada namumu yang selalu ku beri tahu tuhan "tuhan dekati aku denganya, jika tidak, pertemukan ku dengannya di syurgamu yang indah itu. itu kisah devide et impera, di mana waktu awal hubungan ku baik-baik saja tiba-tiba dia berubah dan berulang selayaknya iblis yang terkena doa pengusirnya....

semoga kau tidak terkena liefde in een nauwe ruimte, rumus rumit cintamu bagaikan anak tk yang disuruh gurunya untuk mengerjakan sebuah rumus al jabbar, ngga mukin ketemu, tapi aku selalu menunggu jawaban dari sang pembuat rumusnya, jawabanya semoga kamu :)